Pages

Rabu, 01 April 2015

Sejak Kapan Monotheisme Dikenal?

Sobat Muslim dimanapun berada. Banyak orang beranggapan bahwa kepercayaan atau agama merupakan hasil dari sebuah evolusi. Orang-orang terdahulu dianggap memiliki kepercayaan terhadap banyak Tuhan dimana mereka menyembah dewa-dewa yang mereka gambarkan dalam bentuk patung-patung. Kepercayaan yang kita kenal sebagai politheisme ini kemudian berevousi menjadi kepercayaan terhadap satu Tuhan atau monotheisme. Atau ada pula yang beranggapan bahwa dulu manusia diciptakan tanpa sebuah keyakinan agama apapun (atheisme) . Kemudian lambat laun mereka berevolusi menjadi umat yang percaya terdahap Tuhan (theisme). Lalu diantara anggapan tersebut manakah yang paling benar? Apakah kepercayaan tumbuh menuju monotheisme atau malah beranjak dari monotheisme?

Monotheisme

Dalam ilmu perbandingan agama, akan kita jumpai persoalan tersebut dalam beberapa pendapat. Dr. H.A. Mukti Ali pernah mengemukakan pendapatnya bahwa agama timbul bukan dari monotheisme menuju ke yang lain. Monotheisme merupakan bentuk terakhir dan paling sempurna dalam kepercayaan dan agama umat manusia.

Max Muller berpendapat bahwa asal mula agama adalah menyembahan terhadap alam yang henotheistik yang kemudian berubah menjadi politheisme, lalu menjadi fethisme, kemudian berubah menjadi pantheisme atau theisme.

Tetapi teori Max Muller tersebut dikritik oleh E.B. Taylor dan Andrew Lang. Taylor berpendapat bahwa kepercayaan manusia berangkat dari animisme. Teori ini disambut oleh Herbert Spencer. Kemudian hipotesa ini menjadi sangat terkenal. Bahkan bukan hanya di kalangan penulis-penulis yang meninjau asal usul agama dari segi kepercayaan, melainkan penulis-penulis Kristenpun mempunyai anggapan bahwa teori tersebut benar adanya.

Namun kemudian muncul teori baru yang meredakan ketenaran teori Taylor. Dialah Andrew Lang yang menekankan bahwa dalam masyarakat primitif telah ada monotheisme. Teori ini kemudian muncul di permukaan dan tampil ke depan sarjana-sarjana agama terutama dari eropa dan Barat. Salahsatu sarjana tersebut adalah Wilhem Scheid. Ia melakukan menyelidikan yang lebh mendalam tentang kepercayaan yang terdapat dalam masyarakat primitif. Dalam penelitiannya ia mengambil kesimpulan bahwa Tuhan tidaklah datang melalui evolusi. Melainkan dengan wahyu. Kesimpulan ini diambilnya setelah ia melakukan penyelidikan terhadap berbagai kepercayaan yang dianut oleh masyarakat primitif.Penyelidikan W. Schemidt tersebut mencakup berbagai macam golongan dan suku. Dari penyelidikannya yang intensif tersebut ia mengambil kesimpulan bahwa kepercayaan terhadap Tuhan Maha Agung dan Esa adalah bentuk tertua yang ada sebelum adanya kepercayaan-kepercayaan yang lain seperti naturisme, fetishisme, penyembahan setan, animisme, totemisme atau magisme, dsb. Kemudian pendapat W. Schmidt tersebut mendapat dukungan yang sangat luas dari para sarjana-sarjana agama di barat.

Penjelasan diatas perupakan bukti dari kebenaran aqidah dan ajaran Islam. Empatbelas abat yang lalu Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada manusia bahwa kepercayaan dasar manusia adalah monotheisme atau dalam Islam dikenal sebagai tauhid. Aqdah tauhid merupakan fitrah manusia. Naka risalah nabi ialah memperbaiki dan meluruskan penyimpangan-penyimpangan manusia dalam aqidah tersebut  agar kehidupan manusia tetap serasi dengan fitrahnya

0 komentar:

Posting Komentar